Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) turut berpartisipasi dalam Kirab Budaya Nitilaku UGM 2025 yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-76 Universitas Gadjah Mada, pada Minggu, 14 Desember 2025. Kegiatan ini menjadi momentum pelestarian nilai-nilai budaya sekaligus sarana refleksi peran UGM dalam mendukung keberlanjutan bangsa dan lingkungan.

Kirab Budaya Nitilaku UGM 2025 diprakarsai oleh Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) dengan mengusung tema besar “Ruwat–Rawat Kebangsaan”. Kegiatan ini diikuti oleh 51 kontingen yang melibatkan sekitar 1.800 peserta, terdiri atas perwakilan fakultas dan sekolah di lingkungan UGM, KAGAMA dari berbagai daerah, serta komunitas hobi. Rute kirab dimulai dari Gerbang Boulevard UGM dan berakhir di Halaman Balairung UGM.

Pada kirab tahun ini, Fakultas Pertanian UGM mengusung tema “Smart Eco Bioproduction” yang merepresentasikan komitmen fakultas dalam mendorong sistem pertanian cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Kontingen Faperta UGM melibatkan unsur pimpinan fakultas, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa internasional AIMS (ASEAN International Mobility for Students).

Barisan kontingen Faperta UGM diawali dengan Spanduk Nitilaku, dilanjutkan dengan penampilan Maskot Dewi Sri yang diperankan oleh Cantika sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan pertanian, serta Maskot Fakultas Pertanian “Perta Riki” yang memperkuat identitas fakultas. Jajaran pimpinan fakultas yang terdiri atas Dekan dan para Wakil Dekan turut hadir dalam barisan Dekanat sebagai bentuk dukungan langsung terhadap kegiatan budaya universitas.
Mahasiswa AIMS Fakultas Pertanian UGM, baik putra maupun putri, tampil sebagai representasi petani muda global dengan mengenakan caping bertuliskan Smart Eco Bioproduction serta membawa berbagai produk inovasi Fakultas Pertanian UGM, antara lain Gamagora, Vaksin ViVac+, Melon F1 Hibrida Premium, Desa Apps, My Salak, dan I-Traps. Kehadiran mahasiswa internasional dari Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam mencerminkan peran aktif Faperta UGM dalam pengembangan pertanian di tingkat global.
Sementara itu, petani putra dari unsur dosen dan tenaga kependidikan membawa berbagai alat dan hasil pertanian, seperti pikulan padi, jagung, ketela, bawang, serta alat sprayer, lengkap dengan caping bertema Smart Eco Bioproduction dan kacamata hitam. Petani putri dari unsur dosen dan tenaga kependidikan turut memperagakan aktivitas pertanian dengan membawa tenggok berisi padi, ketela, bawang, dan ikan, yang merepresentasikan integrasi sektor pertanian dan perikanan di lingkungan Fakultas Pertanian UGM.
Keberagaman budaya Nusantara turut ditampilkan melalui busana wastra adat, antara lain Adat Makassar, Bali, Palembang, Padang, dan Dayak, yang dikenakan oleh tenaga kependidikan sebagai simbol persatuan dalam keberagaman. Penampilan musik turut memeriahkan suasana kirab melalui iringan instrumen drum dan musik ritmis lainnya.

Partisipasi Fakultas Pertanian UGM dalam Nitilaku UGM 2025 tidak hanya menjadi wujud pelestarian budaya, tetapi juga sarana edukasi publik mengenai pentingnya pertanian berkelanjutan, inovasi teknologi pertanian, serta peran strategis sivitas akademika dalam menjaga ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. Kegiatan ini sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Ghorizatu Shofra
Editor: Desi Utami
