Fakultas Pertanian UGM mengadakan pelatihan pengendalian penyakit layu fusarium pada Minggu, 1 September 2024. Melalui kolaborasi antara Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian bersama Program Studi Proteksi Tanaman, kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengendalian penyakit layu fusarium yang kerap ditemukan pada tanaman pisang, salah satu komoditas utama di Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul.
Narasumber yang merupakan salah seorang dosen Program Studi Proteksi Tanaman, Dr. Ir. Arif Wibowo, M.Agr.Sc., membagikan materi komprehensif mengenai penyebab dan gejala penyakit layu fusarium. Tak hanya itu, ia juga menyampaikan beberapa perlakuan yang bisa dilakukan oleh para petani pisang Kelompok Tani di Dusun Tobong, Ngawen, khususnya perlakuan yang mengikuti standar pengendalian hama secara terpadu (PHT).
“Salah satu yang bisa dilakukan sebagai pencegahan penyakit layu fusarium adalah dengan menggunakan agensia hayati, seperti Bacillus sp dan Trichoderma sp. Seperti yang tadi kita lihat bersama saat kunjungan lapangan, beberapa tanaman yang pernah kita aplikasikan kedua agensia hayati ini menunjukkan hasil yang lebih baik,” jelas Arif.
Untuk mengetahui keberhasilan pelatihan, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) mengimplementasikan sistem pre-test dan post-test. Menurut Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D., dosen yang turut terlibat dalam kegiatan pelatihan, sistem ini dilakukan agar dapat mengetahui adanya peningkatan pengetahuan petani antara sebelum sesi materi dan sesudah sesi materi dilakukan, sehingga hasilnya pun bisa digunakan sebagai evaluasi bersama.
Kegiatan pelatihan ini menjadi salah satu bagian dari proyek penelitian yang didanai oleh Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dengan project leader, yaitu Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc. Adapun selain dosen, beberapa mahasiswa terlibat untuk membantu kelancaran kegiatan pelatihan, antara lain tiga mahasiswa Prodi S1 Proteksi Tanaman angkatan 2020, yaitu Arkhan Mohamad Fateh, Ucik Nugroho, dan Rezqi Kurniawati, serta mahasiswi Prodi S1 PKP angkatan 2020, Khoirun Nisa, dan mahasiswi Prodi S2 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Hanita Athasari Zain.
Peserta yang terdiri atas 28 petani pisang menerima dengan baik adanya pelatihan ini. Ketua Kelompok Tani Dusun Tobong, Mursiyo, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Fakultas Pertanian UGM atas inisiasi pendampingan dalam bentuk pelatihan untuk meningkatkan wawasan petani. Selain itu, Panewu Kapanewon Ngawen, Sugito, S.H., M.H., yang turut hadir juga menyampaikan harapannya agar Fakultas Pertanian UGM melanjutkan kegiatan pendampingan kepada petani di daerahnya.
“Masyarakat Kapanewon Ngawen ini 80% adalah petani dan buruh tani, sehingga apabila mereka sejahtera, maka masyarakat pun akan sejahtera. Saya harap, Fakultas Pertanian UGM bisa terus memberikan pendampingan atau pelatihan seperti ini lagi untuk memberikan ilmu kepada petani kami, baik terkait tanaman pisang maupun komoditas lainnya,” ujarnya.
Pelatihan yang diadakan oleh Fakultas Pertanian UGM menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Media Faperta UGM