Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) melalui Departemen Mikrobiologi Pertanian kembali menyelenggarakan Guest Lecture bertajuk “Microbial Evolution, Ecology, and Diversity” pada Selasa, 12 November 2024, melalui platform Zoom Meeting. Acara ini menghadirkan Prof. Phil Hugenholtz, Direktur Australian Centre for Ecogenomics (ACE) sekaligus Dosen di The University of Queensland, Australia.
Acara kuliah tamu ini diawali oleh sambutan dari Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D., selaku dosen pengampu di Program Studi Mikrobiologi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM.
“Terima kasih banyak, Prof. Philip Hugenholtz, telah menerima undangan kami untuk memberikan kuliah ini. Evolusi kini telah menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa mikrobiologi pertanian mulai tahun ini. Semoga ini menjadi awal dari kolaborasi yang berkelanjutan, dan kami menantikan kolaborasi berikutnya, baik di bidang akademik maupun penelitian. Saya harap kuliah tamu ini berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi mahasiswa,” sambut Prof. Irfan.
Prof. Hugenholtz membahas hubungan antara ekologi, evolusi, dan keanekaragaman mikroba dengan contoh mikrobioma usus tikus dan koala. Ia memperkenalkan S24-7, kelompok bakteri dalam filum Bacteroidota yang banyak ditemukan pada usus hewan berdarah panas. Bakteri ini, yang juga dikenal sebagai Muribaculaceae, sangat melimpah pada mikrobioma usus tikus laboratorium, mencapai 10-15%. Menariknya, jumlah Muribaculaceae lebih tinggi pada tikus laboratorium dibandingkan dengan tikus liar. Proses domestikasi ternyata mengurangi keberagaman mikrobioma dan memperlemah sistem imun tikus yang didomestikasi.
Selain itu, Prof. Hugenholtz juga membahas mikroba dari kelompok Planctomycetota yang ditemukan pada koala. Mikroba ini tidak memiliki ciri khas bakteri Planctomycete pada umumnya, seperti peptidoglikan, pembelahan melalui budding, dan kompartemen intraseluler. Fitur eukariotik pada Planctomycetota kemungkinan merupakan hasil dari proses evolusi. Dalam konteks ekologi, mikroba ini diprediksi memiliki sifat motil, toleran terhadap oksigen, anaerob, dan tahan terhadap suhu dingin. Keberadaan organisme ini dalam mikrobioma koala didapatkan dari perilaku koala yang memakan sarang rayap.
Kuliah ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana mikrobioma usus hewan berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan mereka, serta pentingnya pemahaman tentang interaksi mikroba dalam konteks ekologi dan evolusi. Sebagai motivasi, Prof. Hugenholtz juga mendorong para mahasiswa untuk melakukan penelitian sesuai minat dan passion-nya.
“Merupakan kehormatan bagi saya telah diberikan kesempatan ini. Pesan saya kepada para mahasiswa adalah jika kalian memiliki minat, selalu ada jalan bagi kalian untuk melakukan penelitian yang kalian cintai. Kalian hanya perlu berada di institusi penelitian yang baik, ikuti minat dan passion kalian, dan temukan pembimbing yang memiliki minat yang sama. Kalian pasti bisa meraihnya dan mencapai H-index 130,” pesan Prof. Hugenholtz
Melalui kuliah tamu ini, diharapkan Fakultas Pertanian UGM dapat terus mendorong kolaborasi internasional dan memperkuat keilmuan di bidang mikrobiologi pertanian, sejalan dengan visi untuk menjadi pusat unggulan dalam riset dan pendidikan pertanian berkelanjutan. Hal ini sekaligus untuk mencapai SDGs penelitian diantaranya, SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Dokumentasi: Media Faperta